Dalam enam bulan ke depan, sebuah sebuah mesin wudu model baru bakal dipasarkan dengan harga 3.000-4.000 dollar per unit. Mesin wudu ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh penemunya, Anthony Gomez sejak tahun 2006 lalu dan model baru mesin wudu itu diluncurkan awal bulan Februari ini.
Mesin wudu model baru itu dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menghemat air yang digunakan untuk wudu. Dengan mesin model baru ini, air yang digunakan untuk wudu hanya sekitar 1,3 liter, jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan keran air biasa. “Motivasi orang untuk menggunakan sistem mesin ini adalah menghemat air,” kata Gomez yang juga pimpinan AACE Tecnologies, perusahaan Malaysia yang memproduksi mesin wudu ini.
Dalam acara peluncuran perangkat itu di Kuala Lumpur, Gomez mengatakan, butuh waktu dua tahun untuk mengembangkan sistem komputerisasi mesin wudu itu dengan biaya sebesar 2,5 juta dollar. Menurutnya, mesin wudu ini sangat bermanfaat bagi negara-negara Muslim yang langka sumber airnya, misalnya negara Arab Saudi. Apalagi negara itu selalu padati jamaah haji setiap tahunnya.
“Selama ibadah haji, dua juta jamaah menghabiskan lebih dari 50 juta liter air per hari hanya untuk wudu. Jika mesin ini digunakan, air yang digunakan bisa dihemat hingga 40 juta liter setiap harinya,” kata Gomez.
Target pasar dari mesin wudu ini adalah masjid-masjid dan perkantoran. Sejumlah negara seperti Dubai, ungkap Gomez, sudah memesan mesin wudu itu untuk dipasang di bandara.
Di Malaysia sendiri, mesin wudu ini mungkin tidak terlalu dibutuhkan karena Malaysia termasuk negara yang sumber air bersihnya melimpah. “Ide mesin wudu ini bagus dan dibuat sesuai ajaran Islam yang mengajarkan agar hemat menggunakan air saat wudu. Tapi di Malaysia, air melimpah ruah sehingga Malaysia tidak membutuhkan mesin semacam ini,” komentar Aminudin, warga Malaysia.
Ide Mesin Wudu
Gomez terinspirasi untuk memproduksi mesin khusus untuk wudu ketika ia melakukan perjalanan dengan menggunakan kapal feri dari Mesir ke Yordania. Ia dan timnya ketinggalan kapal feri cepat dan terpaksa naik kapal feri biasa yang lebih lambat. Di kapal feri itu, Gomez merasa prihatin melihat toilet yang kotor dan selalu ramai oleh penumpang yang mengambil wudu. Saat itu, feri yang dinaiki Gomez memang sedang padat penumpang yang akan pergi umrah.
“Banyak dari mereka yang berwudu, mencuci kaki mereka tapi kemudian berjalan di lantai toilet yang kotor dan sama sekali tidak higienis. Meski saya bukan Muslim, saya merasa prihatin melihatnya,” ujar Gomez pada tahun 2006 saat pertama kali mengenalkan alat temuannya.
Gomez mengatakan, ia melakukan konsultasi dengan Dewan Islam Australia sebelum menciptakan mesin wudu itu. Dewan mengeluarkan fatwa yang isinya menyetujui mesin wudu digunakan. Dan di model mesin wudunya yang baru, Gomez melengkapinya dengan murotal Al-Quran. (ln/asiaone)
0 Comments:
Post a Comment